Assalamu alaikum...
Haiii haiii … Gue datang LAGI (!!!) jangan
bosan-bosan baca postingan gue yah, karna gue juga gak pernah bosan ngeposting
tulisan gue yang kadang-kadang memang bikin bosan :D
Tugas numpuk dan muka sang dosen terus menari-nari
di benak gue dan ini yang bikin gue sebenarnya gak mau posting apa-apa malam
ini, tapi di sisi lain (eciiiiiie -____-“) gue juga gak bisa konsen kerja
tugas, karna kejadian siang tadi juga terus berjoget-joget dalam hati, pikiran
dan otak kecil gue .
Terus apa yang mau gue posting malam ini ?
#opsi C , mohon di abaikan yah readers !!! :D
A. Tugas numpuk dan muka sang dosen yang menari-nari di benak gue ?B. Gue gak bisa konsen kerja tugasC. Gue kangen mantan gue
oke, jawaban yang benar adalah ..... malam ini, gue mau ngeposting kejadian siang tadi yang terus berjoget-joget dalam hati, pikiran dan otak kecil gue . :p
Tragedinya di mulai pas teman gue yang namanya gak
perlu di sebutkan datang merengek ke arah gue. Ceritanya nih kita lagi kuliah
dan mata kuliah ini adalah mata kuliah yang paliiiiing membosankan . Bayangkan,
setiap selasa siang lu mesti ke ruangan
yang di penuhi buku-buku enggak jelas, terus elu musti ngisi daftar hadir di
buku tamu, di buku tamu itu elo harus nulis nama plus tanda tangan elo, paraf
juga bisa, lu tinggal pilih aja mau tanda tangan atau paraf, tapi saran gue nih
yah , mending paraf aja, lu tau kan paraf lebih simple dari tanda tangan. *oke
sip , semoga bermanfaat* -____-“
Lanjut, habis nge paraf atau nyelipin tanda tangan
terindah elo, elo di paksa milih satu buku, kalau milih aja sih yah gak ada
masalah, yang jadi masalah itu pas habis milih bukunya lu mesti ngebaca sampai
elu bisa nemuin sesuatu yang bisa lu jadiin summary, lu juga mesti nulis warna
cover buku, tulis nama penerbit,pengarang dan lain-lain yang entah mengapa gue
rasa hal itu sangat…... sangaaat sangaaat (entahlah).
Eeeh di sini kita di kasi kebebasan mau milih buku
fiksi atau non fiksi, Terserah. Nah, kalau elo di posisi gue, kira-kira elo
bakal milih yang mana ? kalau gue sih, milih enggak baca buku !!! Serius,
siang-siang baca buku dalam keadaan lapar dan ngantuk itu, rasanya ………… (gue
tau elo pasti ngerti gimana perasaan gue) .
Oke, gue sebagai penulis mulai bingung. Inti dari tulisan
gue, apa sih ?
Ya sudah, kita lupakan urusan tanda tangan atau
paraf, kita tinggalkan urusan buku fiksi atau non fiksi, kita fokus kembali ke
teman gue yang sebenarnya punya nama, tapi enggak penting juga buat di sebutin
:D Dia, datang merengek di depan gue, yang saat itu lagi focus membaca, gue
yang saat itu lagi focus membaca, gue yang saat itu lagi focus membaca (sengaja
gue ulang, gue cuma mau yakinin elo, kalau saat itu gue emang lagi benar-benar
focus membaca).
Di sela-sela rengekan teman gue itu terdapat semacam
gumpalan permohonan yang berbalut indahnya pengharapan -______-“
Setelah sekian lama merengek, gue belum ngerti juga
maksud dan tujuan rengekannya itu apa. Dia cuma nyaranin gue, supaya summary
gue di kumpul secepatnya. Gue ngelirik jam tangan berwarna coklat tua yang
melingkar indah di pergelangan tangan gue yang cantiknya membahana :p. Dalam hati, gue bertanya-tanya apa yang perlu
gue pertanyakan, dan akhirnya gue tau. Yang perlu gue pertanyakan adalah, jam
mata kuliah ini belum selesai, tapi entah kenapa teman gue yang satu ini maksa
gue, biar gue cepet nyelesain summary gue. Dan….. ternyata, jawabannya,
adalaaaah (eng, ing, eng) dia minta di temenin makan. Ya ampun !!!
Dan sebagai teman yang BAIK (sengaja gue caps lock,
biar lebih jelas aja bacanya :D ) gue pun mengiyakan ajakannya. Setelah summary
nya sudah gue kumpul , gue dan teman gue yang sedang kelaparan itu beranjak
meninggalkan ruangan yang di penuhi buku fiksi dan non fiksi itu. Di temani
bunyi perutnya yang merdu, teman gue melangkah dengan penuh semangat, sambil
terus mencari-cari di mana letak kantin terdekat. Tara……. Setelah
berputar-putar ke sana kemari, akhirnya kita nemu 1 kantin yang letaknya kurang
strategis (Di bawah tangga men). Dengan mata berbinar-binar teman gue menarik
tangan gue , senyum mulai mengembang di bibirnya, namun belum sempurna senyum
itu mengembang, tiba-tiba , tante pemilik kantin teriak “makanannya habis neng”
Hhaha, gue tertawa dalam hati, sementara teman gue,
nyaris bunuh diri :D
Oke, sebagai teman yang PENGERTIAN (baca baik-baik
yah readers) gue berusaha bikin teman gue semangat kembali. Gue ingetin ke dia
kalau di sekitar kita, masih ada dua kantin lagi. Alhasil dengan langkah yang
tidak sesemangat tadi, teman gue pun berusaha mengikuti kemana perginya gue.
Dan kita berhenti tepat di sebuah kantin yang setidaknya jauh lebih bagus dari
kantin yang pertama , karena letaknya bukan di bawah tangga (agak elit).
Nah, di kantin ‘agak elit ‘ inilah kisah memalukan
itu di mulai... (jreeeng... jreeng)
Begini ceritanya……. #di simak yah !!!
Pas masuk kantin itu, perasaan gue mulai nggak enak
(entah karna lapar atau apa)
Pas masuk kantin itu, perasaan gue mulai nggak enak
(entah karna lapar atau apa)
Tiba-tiba langkah gue terhenti, entah kenapa gue
pengen berhenti cukup sampai depan pintu aja, tapi teman gue yang kelaparan ,
kemudian menarik tangan gue dengan tidak manusiawi.
Gue pun masuk dengan senyum
yang sedikit di paksakan. Suasana kantin agak padat, gue dan teman gue
kesusahan nyari tempat buat duduk. Tapi, karena kejelihan mata teman gue yang
saat itu sedang di landa kelaparan, akhirnya kami berdua nemu tempat duduk
untuk dua orang. Gue dan teman gue duduk berhadapan, jarak kami begitu dekat,
hanya ada meja panjang yang jadi jarak di antara kita (EAaaaa).
Sementara, di
samping kiri gue ada seorang wanita berjilbab merah muda duduk dengan
anggunnya, sambil menikmati semangkuk mie kuah lengkap dengan potongan ubinya.
Gue masih ingat dengan jelas, di hadapan si cewe yang lagi makan ini ada
sepiring potongan ubi, pikir gue sih makanan sisa, di lihat dari modelnya yang
udah gak layak makan itu dan bentuk nya yang udah penuh cubitan sana sini,
akhirnya dengan polos dan tidak merasa bersalah, dengan maksud baik ingin
membantu meringankan beban si tante sang empunya kantin membersihkan meja, gue
pun ngambil piring itu dan gue pun menyerahkan piring yang berisi potongan ubi itu
sama tante yang punya kantin.
Dan lu tau apa yang terjadi readers ???
Gue kaget, tiba-tiba cewek yang ada di samping kiri
gue tadi, alias cewe yang lagi menikmati semangkuk mie kuah tadi,alias cewe
berjilbab merah muda tadi, narik lengan baju gue, sambil teriak, dengan logat Raha,
Sulawesi tenggaranya yang kentaaaaaaaal sekalii
“i ii ii ii ih , ubi ku itu kasiaan “
Gue noleh sama si sumber suara, gue lihat ada
kebencian tersirat di wajah cewe itu.
Sumpah gue paniiiiiik , ya Allah tolong hambaaaaaa…..
bagaimana mungkin gue ngambil piring orang , ya Allah sumpaaah… gue kira, itu
piring sisa. Aaaaaaaaaaa …… apa yang harus gue lakukan dalam keadaan seperti
ini ??
Gue tiba-tiba pengen punya jurus menghilang, gue pengen cepat-cepat
pergi dari tempat itu. Keringat gue bercucuran, dengan modal ‘senyum pura-pura’
gue kemudian ngambil piring yang tadi udah gue kasi ke tante pemilik kantin,
dan dengan segera gue balikin ke pemiliknya, si cewe berjilbab merah muda itu.
Bodoh bodoh bodooooh , aaaaaaaaaaaaaaaargh . Maluuuuuu,
maluuuuuu beneeer beneeer maluuuu. Piring yang gue kira isinya makanan sisa
itu, ternyata milik si cewe berjilbab merah muda di samping kiri gue, dan masih
terlintas jelas di memori ingatan gue, gimana ekspresi wanita berkerudung itu,
pas piringnya gue kasi ke tante pemilik kantin.
Ya Allah, gue pengen cepat-cepat pergi dari kantin
ini. Dalam hati, gue berharap semoga orang ini gak hapal muka gueeeeeeeee.
Aaaaargh memalukan!!!
Dan readers lu tau apa yang paling menyakitkan ?
Yang
paling menyakitkan adalah saat gue malu setengah mati sama kebodohan gue
sendiri, teman gue yang namanya gak perlu di sebutkan , yang tadi merengek
kelaparan sama gue , malah asiiiiik melahap nasi ayam tanpa mikirin nasib
gueeeeeee.
Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar