Sabtu, 02 Maret 2013

Menikmati senja bersama pak angkot #EH



Wuhuuuuuu….. bulan baru, semangat baru, postingan baru, pacar baru *ooops , salaah :D

Mari masuki bulan maret dengan penuh cinta, tanpa galau memikirkan yang sudah-sudah, ehm :D

Untuk yang saat ini sedang dalam masa Pdkt , semoga segra tertembak,
Untuk yang sering di cuekin sama pacar sendiri karna alasan sibuk , sudah putusin ajah (ampuuuuuun :D)
Untuk yang di php-in , aiiiyh gak jaman cuy , emang enak di gantung ??? :”)
Untuk yang habis putus cinta, tetap semangat, sibukan dirimu dengan hal yang bermanfaat (contohnya ngeposting  *uhuk :”) )
Untuk yang masih suka kangen mantan, sudaaaah aaaah gak usah kangen-kangen lagi . Lupakan saja, dan cobalah memulai melupakan dengan  cara seperti ini, pertama ambillah hape anda, kemudian kirimlah sms ke mantan anda, dan katakan kalau anda masih kangen #EH, salah yah ? maaf ! :”)
Untuk yang sering ngutang di kantin , bayar woii bayaaaar, kasiian tante kantinnya *hanya mengingatkan ^^
Untuk yang belum berhijab, buruaaan buruaaan …. (kalo yang ini special untuk muslimah, yang cowo jangaaan yah :”) )
Untuk readers rajin-rajin main kesini yaps :”)
Untuk penulis, strong and be stronger plissss :”)

Sudah ah, apapun itu , harapannya semoga bulan maret ini, mendatangkan banyak berkah buat kita semua, amiiiiiiin.

Taraaa…… Ini dia postingan baru untuk mengawali bulan maret anda-anda sekalian…… #sok asik #heboh sendiri :D



Kembali merasa terpanggil untuk menceritakan kisah konyol , yang lagi-lagi menimpa kami, kali ini di sebuah public transportation, biru muda warnanya . (Orang-orang biasa menyebutnya pete-pete, mikrolet, angkot atau apalah)

Sore yang merdu #eh ..  sore hari yang indah, lengkap dengan taburan senja yang sempurna bergelantungan di sudut langit Sang pencipta, nampak 3 orang gadis remaja yang beranjak dewasa keluar dari ruang kelas . yuhuu.... akhirnya kuliah hari ini kelar juga, mulai dari jam 8 di pagi buta sampai jam setengah enam di sore hari yang buta buta buta sekali. (apa iniii ???)
ketiga gadis remaja yang hampir dewasa itu atau sebut saja kami , mengenakan hijab yang warnanya berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, sehingga dari kejauhan terlihat begitu syahdu dan indah, namun, jika di dekati , tebak saja apa yang terjadi ? bahagia atau kecewa ? itu semua tergantung anda :))

Di tempat biasa, bersama teman-teman kampus yang lain kami bertiga berjajar rapi di tepi jalan depan fakultas , menunggu kedatangan mikrolet yang biasa menampung kami pulang ke rumah. Lama menunggu tak ada satupun yang muncul , kami biasa saja, karna hal ini sudah sering kami alami (balada mahasiswa yang pulang sore) Inilah resiko pulang kuliah sore-sore, membuat kami susaaaah menemukan sesuatu untuk pulang, entah kenapa  sore hari seperti ini, angkot-angkot itu berlagak acuh tak acuh pada kami, jarang sekali ada angkot yang mau masuk ke dalam kampus walau hanya untuk melihat senja  (ngapaiiiin???)

Seharusnya hal ini membuat para dosen melihat realita yang  ada, sehingga tidak memulangkan kami sore-sore seperti ini, namun entah mengapa jadwal kuliah hingga sore hari dimana matahari telah tenggelam dengan sempurna masih saja ada, bahkan semakin sering di adakan. Mereka tak mengerti akan keadaan kami, yang untuk pulang saja susahnya minta ampun (sungguh, tak bermaksud menyalahkanmu duhai dosenku, kami hanya ingin cobalah sejenak mengerti, bila rasaku ini rasamu, sanggupkah engkau menahan sakitnya terkhianati cinta yang kau jaga ??? coba bayangkan kembali betapa hancurnya hati ini kasih, semua telah terjadiiii :”) ) *mendadak berubah jadi Sammy Simorangkir B-)

*kembali fokus*
*jreng-jreng* (ku petik gitar !!! untuk kau simpan , cahayanya terang berikan kau perlindungan sbagai pengingat teman, juga sbagai jawaban semua tantangaaaan aaaaan aaaaaan ) *prokprok, semakin tidak fokus :D

hingga akhirnya , ketika kaki mulai kesemutan, pinggang mulai encok, wajah semakin cantik (ehm :”))
angkot yang begitu berarti buat kami pun, mulai nampak mendekati kami yang sedari tadi menanti kedatangannya (alhamdulillaaah :"))
dalam hitungan ketiga, para manusia yang tadi berjajar rapi di tepian jalan, segera masuk kedalam angkot dan mencari posisi duduk paling wuenaaak. 


Unfortunately, sayang sekali .....  tidak semua seberuntung kami, karena ukuran angkot yang hanya bisa mengangkut 11 orang penumpang saja , akhirnya teman-teman yang lain memutuskan untuk tetap menanti . karna kami (orang-orang beruntung yang mendapat kesempatan emas duduk di angkot istimewa) tau bagaimana sakitnya menanti sesuatu yang tak pasti , akhirnya kami pun menyarankan pada mereka untuk bergelantungan saja di pintu, jendela dan ubin angkot cantik ini, tapi entah apa alasannya, mereka kompak menolak tawaran baik kami (hingga detik ini kami belum tau apa alasan mereka) #bingung


Ya sudaaah, kami memberi aba-aba (tanpa main mata loh yah) kepada sang supir untuk segera meninggalkan tempat dan orang-orang yang begitu berarti buat kami, ini memang beraaaat tapi maaf ... inilah jalan terbaik, untukku dan untukmu (galau ??? Gak layau !!!) :D

Kami penghuni mikrolet menikmati detik-detik kebersamaan yang sebentar lagi akan segera berakhir. Karena mereka akan segera sampai di rumah masing-masing,kecuali kami tiga gadis remaja yang hampir dewasa yang menggunakan jibab warna-warni , yang berbeda yang satu denga yang lainnya, yang sudah saya ceritakan di awal cerita tadi, yang jadi pemeran utama dari kisah ini (yang yang yang,, sayaaaang kamu dimana ? #oooops maaf) :p

Seiring berjalannya waktu, para penumpang turun satu persatu. Nampaknya sore ini ada ritual khusus sebelum keluar dari angkot. Mereka bergantian menyebutkan ini kepada kami:
“duluan yah...” “duluan yah” “duluan yah” “bye...”
 (bisa gak sih , gak usah pamitan ? iri tauuuuuu, kalian kok sampenya cepaaat ??? ) hu huuu

Tinggal lah kami bertiga yang masih bertahan di dalam angkot, bukan karna kami tak mau berpisah dengan pak supir, namun jarak rumah kami masih jauh dari kata ‘sampai. Padahal, aku juga ingin mengucapkan “duluan yah” “duluan yah” “Bye” kepada mereka yang masih ada dalam angkot. 
Tapi apa daya mimpiku yang terlihat sederhana ini, nampaknya tak bisa kesampaian, aku sadaar, di antara kami , yang rumahnya paling jauh itu AKKUUUUUUUU . *kemudian tersenyum :")

Setengah perjalanan telah kami tempuh bersama pak supir. (eciiiie). hingga akhirnya, kedatangan 3 orang penumpang, yang sepertinya ada di antara mereka yang sedang putus cinta (entah tau dari mana, feeling ajah) masuk dan ikut bergabung bersama kami melakukan perjalanan  menyenangkan ini (entah atas dasar apa,penulis mengatakan ini adalah perjalanan menyenangkan, ya sudah biar ini menjadi rahasia antara writer dan driver #ooopss)

Oke, tidak lama lagi salah satu di antara kami bertiga akan ada senyumnya yang terkembang, karena sebentar lagi dia akan meninggalkan angkot ini (dia adalah wanita yang berjilbab paling ngejreng di antara kami, lagi dan lagi namanya tak usah di sebutkan)

Minggiiiiiir pak , mingiiiiiir .....!
setelah kata itu terdengar, angkotpun segera berhenti . (mengapa angkot berhenti saat penumpang bilang minggir ??? karna kata “minggir” lah yang jadi mantra ajaib untuk menghentikan lajunya sebuah angkot di daerah kami.  Adapun asal-usul tentang kata “minggir” belum di dapatkan hingga detik ini.  :”)  

Eciiiiieeee, si jilbab orange stabilo sudah sampai di tempat tujuan. Namun sepertinya pas mau turun dia kehabisan uang untuk membayar, maka terjadilah bisik-bisik di antara kami, si jilbab orange stabilo membisik temanku (yang pake jilbab warna hijau muda) dan tak lupa juga membisikku (yang saat itu menggunakan jilbab berwarna merah maron) . setelah 5 sampai 7 detik berbisik-bisik, akhirnya si jilbab hijau muda menarik kesimpulan dia lah yang berbaik hati membayar ongkos angkot si jilbab orange stabilo yang entah kenapa gak punya uang tapi nekat naik angkot :D

Oke sip , mereka bikin kesepakatan, si jilbab orange pun tertawa bangga dan bahagia punya teman sebaik si jilbab hijau muda dan menangis histeris menyesali punya teman sejahat si jilbab merah maron yang pas di bisik mau pinjam uang, malah mendadak pura-pura tidak mendengar -___-“

Oh iya, ritual di daerah kami, kalau ada penumpang yang mau keluar dari angkot dan ongkosnya akan di bayarkan oleh orang lain , si penumpang yang udah turun duluan itu, wajib bilang “blakang pak" atau "blakang bang" (kalo supirnya abang-abang)” 

hale tersebut berguna dan berfungsi, agar pak supir tau penumpang yang belum turun lah yang akan membayarkan ongkos penumpang yang sudah turun tadi, ) *jujur, saya menemukan kesulitan untuk menjelaskan bagian yang ini, susah sekali, berulang kali di ketik dan di hapus  lagi, dan akhirnya di ketik lagi karna gak tau harus menjelaskan dengan cara apa lagi. Yah sudah, kalau belum mengerti juga, silakan rasakan saja sendiri , bagaimana sensasinya naik angkot di daerah kami, dan dengan begitu kalian akan memahami arti di balik kata “minggir”, "blakang bang", atau “blakang pak” :)) Trust me, i still loving you #EH maaf :D
 
#Lanjut ke pembahasan yang sesungguhnya

Nah, karna si jilbab orange stabilo ini ongkosnya akan di bayarkan sama si jilbab hijau muda (teman yang paling dermawan, yang paling sering menawarkan untuk membayarkan ongkos angkot kami :”) ) *itu salah satu alasanku smangat skali berteman dengannya :”) )* #abaikan !!!

maka, si jilbab orange stabilo wajib mengatakan  kepada si supir :”) blakang pak
maka, si jilbab orange stabilo yang tak lain adalah teman kami ini, seharusnya mengatakan “blakang pak

Namun... entah apa yang menggerogotiii pikiran temanku yang satu itu,
entah apa yang mendasari ia berkata lain dari kenyataaan yang seharusnya,
atau mungkin kata-kata itu telaaah lama in gin ia ungkapkan? namun belum ada waktu yang tepat ? atau karna gengsi yang menggerogoti ??
entahlah !!! namun, ini sangatlah memilukan :D

readers........ sungguh ini semua tak ada yang menduga dan tak ada yang menyangkanya,tanpa di sangka-sangka ,si jilbab orange stabilo yang tak lain adalah teman kami pun berkata dengan sadar atau tak sadar pada pak supir : 
"Pak, duluan yah!!!..... "
 
Wakaakakaakkkkkk..... Seisi angkot pun tertawa sepuasnya, sementara pak supir matanya mulai berkaca-kaca,selama bertahun-tahun bergelut dengan dunia setir-menyetirnya, baru kali ini ia jumpai penumpang seromantis temanku, penumpang yang mau mengatakan “pak duluan yah” kepada pak supir, dan ini adalah pertama kalii terjadi dalam sejarah.

Ya Tuhan... kata-kata itu tak seharusnya terdengar dari bibir manis temanku yang berjilbab orange stabilo itu, kasian si jilbab orange dia seperti menyesali apa yang ia katakan. maksud hati ingin bilang "blakang pak" yang terucapa malah "pak, duluan yah" :D

kata-kata yang membuat kami akhirnya mengerti ada rasa yang tak biasa dari seorang passenger pada seorang driver. Aaaah, apalaah itu, yang jelas kata-kata itu membuat seisi angkot ngakak guling-guling. bagaimana dengan anda readers ? ngakak kah anda membaca postingan ini ? jika tidak, berarti saya gagal sebagai penulis :D





 



 


Tidak ada komentar: