Senin, 07 Oktober 2013

warna warni, suka dan duka di mikrolet

di daerah gue ini namanya PETE-PETE


HALLO readers...
nih ada postingan baru, masih anget *macam pisang goreng sajja* :")

postingan yang terinspirasi, sama mikrolet LAGI!!!

...
TRUE STORY nih *ceile :D


Ehm,


Saking seringnya gue berada di dalam public transportation yang bernama pete-pete atau mikrolet, gue pun akhirnya sering ngeposting kejadian-kejadian yang gue alami disana.

dan setelah gue ngebaca postingan-postingan blog sebelumnya. Akhirnya gue pun sadar, emang iya hampiiiir semua postingan gue ngebahas atau seenggaknya menyinggung pete-pete atau masalah mikrolet (padahal, postingan ini sama skali enggak di sponsori sama para supir pete-pete loh, serius :D).

Tak bisa di pungkiri kalau pete-pete punya jasa yang besar banget buat gue. pete-pete selalu setia menemani perjalanan gue, tanpa pernah mengeluh, muehehe~

Karna jarak kosan gue yang jauh dari kampus alhasil gue butuh berpuluh-puluh menit perjalanan bersamanya. Nah, berpuluh-puluh menit itulah yang sering jadi bahan gue buat ngeposting.

Selama di pete-pete atau mikrolet ada saja kejadiaan-kejadian konyol, bahkan gue pernah nemu kejadian horor di sini :D pokoknya perjalanan gue selalu diwarnai dengan sesuatu yang entah wajar atau enggak, tapi alhmdulillah pete-pete atau mikrolet selalu membawa gue dengan selamat sampai tujuan :”)

Pernah suatu ketika, gue terpaksa harus turun dari pete-pete dalam keadaan jantung hampir copot. Gimana enggak copot, salah seorang ibu muda tiba-tiba duduk di samping gue dan beberapa menit kemudian dia pun komat-kamit, tangannya pun ikut-ikut gerak gitu, ya Allah ini orang kesurupan? Apa gimana? Daripada gue ikut kesurupan, gue pun memutuskan untuk berhenti dan naik pete-pete yang lain.

Enggak hanya itu, gue pun pernah dipertemukan dengan penumpang yang sepanjang perjalanan menggendong anak laki-laki yang umurnya kurang lebih 6 tahun. Selama perjalanan gue enggak curiga apa-apa, gue biasa aja. Tapi, setelah penumpang itu turun. Gue dan penumpang lain dikagetkan sama pernyataan pak supir “eh, itu yang digendong masih hidup? Bukan mayat kah?”
Ya Allah, yang ini apalagi??? Mendadak gue pun merinding. Terbayang-bayang kejadian tadi, si anak yang digendong emang enggak gerak dari tadi, tapi …..
Aaaaah, sudahlah mungkin anak itu lagi tidur, atau ??? *LUPAKAN ><

Di pete-pete alias mikrolet gue juga sering ketemu sama orang-orang yang “pancing sedikit langsung curhat”. Hhaha, kalau yang ini biasa datang dari kalangan anak SMA alias ababil :D
Contoh kasusnya seperti ini : Si A ngomong kalau dia enggak suka sama sikap temannya yang namanya si C. kemudian si A pun menanyakan pendapat si B mengenai sikap si C (si C saat itu lagi nggak ada di pete-pete, makanya si A dan si B bisa leluasa membuka aib si C)
Dan si B yang tadi hanya dimintai pendapat oleh si A mengenai si C, eeeeh malah curhat keraaaas kalau sebenarnya sejak lama si B ini tak suka sama sikap pelit si C. -____-
Alhasil si B pun menguak semua fakta temannya, si C.
*bukan salah gue dong kalau gue dengar semua perbincangan mereka, siapa suruh ngegosipnya di pete-pete, pake volume dahsyat pula* :p

Di pete-pete juga, gue pernah diajak kenalan sama seorang cewe yang sepertinya juga mahasiswa. Emang sih pas masuk pete-pete,gue ngerasa kalo nih cewe dari tadi merhatiin gue mulu. Gue pikir bedak gue yang ketebalan atau jilbab gue yang mencong kiri, mencong kanan? Eeeh, si cewe mulai membuka pembicaraan, dan langsung nebak nama gue. Dan kagetlah gue :D
Setelah lama perbincangan saling tebak menebak, maka terbongkarlah identitas cewe tersebut. Usut punya usut, ni cewe ternyata sepupu dari teman gue. Katanya teman gue yang sering banget nunjukin fesbuk gue ke dia. Sekarang, yang jadi pertanyaan adalah??? Kenapa teman gue harus memperkenalkan gue dengan sepupunya??? Kenapa teman gue harus memperlihatkan fesbuk gue ke sepupunya??? Gue curiga, ini ada maksud lain. Hhaha ~

Selain itu, di pete-pete pun gue sering di bikin dongkol sama penumpang yang rambutnya panjang dan berponi. Apalagi poninya, poni lempar. Itu tuh yang kaya poninya abang Andika kangen band. Yang sekali kibas, bisa bikin mata perih. Penumpang model beginian nih yang sering gue hindari. Tersiksa men!!! Bayangin ajah saat penumpang lagi padat-padatnya, saat duduknya pun harus dempet-dempetan, eh nih penumpang malah asik kibas-kibas poninya. Iya sih kalo poninya enggak kena mata gue, yah enggak jadi masalah dan enggak bakal gue posting. Tapi ini udah keterlaluan kibasannya sampe suka mendarat tepat di pelupuk mata gue, periiiiiiih~

Makanya mulai saat ini gue himbau sama cewe-cewe yang punya poni lempar. Kalau lagi di pete-pete, tolong kibasan dan lemparan poninya di pending dulu yaaah :*

Dan ini kisah yang gue alami hari ini di pete-pete, tepatnya siang tadi. Awalnya gue enggak pernah benci dan enggak pernah ngelarang siapa-siapa buat ngerokok, karna gue pikir yah itu terserah mereka sih, duit duit mereka, yang rasain efeknya juga mereka, so not on my business. Tapi, sepertinya kejadian siang tadi bikin gue ILFIL sama perokok yang mati rasa dan hampir buta hati -___-“

Tadi siang, gue ambil posisi duduk di dekat pintu masuk pete-pete alias mikrolet. Gue sengaja ambil posisi ini, karena gue pikir gue bakal kena hembusan angin lebih besar daripada orang-orang yang duduk di bagian belakang :D
Dan saat itu di sebelah gue, alias tempat duduk deretan gue emang lagi sepi, alias kosong penumpang. Dalam pete-pete normalnya kan ada 11 penumpang, tapi siang tadi hanya ada 5 penumpang termasuk gue :D

Sampai akhirnya, si cowo yang jadi biang kerok pun masuk sebagai penumpang berikutnya. Belum 5 detik duduk, eh dia malah bilang ke supir pete-pete “bang, pinjam korek apinya !!”
Wah, perasaan gue mulai enggak enak. Saat itu posisinya ni cowo duduk paling pojok, dan tak lama kemudian 3 penumpang ibu-ibu masuk sebagai penumpang juga. Jadilah kami ber 9 orang yang berperan sebagai penumpang.

Dan apa yang terjadi??? *ENG ING ENG*

Tanpa perasaan, cowo yang duduk paling pojok itu merokok dengan santainya. Asapnya pun pake ditebar kesana-kemari. Ruangan pete-pete yang sempit dan didukung dengan kaca mobil yang tertutup rapat karna sedang bermasalah membuat si asap rokok ini dengan leluasa menari-nari di ruang pete-pete tak berdosa ini. Alhasil semua penumpang yang notabene adalah wanita-wanita kece pun batuk bersamaan. Termasuk gue. Gue batuknya komplikasi, yah komplikasi sama sakit hati. Gue enggak habis pikir aja sih yah, ni cowo yang duduk di pojok enggak punya perasaan atau gimana sih?? semua penumpang udah batuk-batuk, meski gue tau ada sebagian penumpang yang batuknya hanya sandiwara alias modus :D

Tapi si cowo enggak tersentuh juga hatinya buat berhenti nyalain rokoknya. Eeeh, dia malah nyantai-nyantai aja. Sementara penumpang udah uhuuuuk uhuuuk semua -___-“

Sampai akhirnya, pahlawan pun angkat bicara. Seorang ibu-ibu berjilbab nampaknya mulai tak tahan dengan sikap si perokok ini, si ibu pun berkata dengan nada ibu-ibu banget (nada ibu-ibu banget adalah nada yang sering di gunakan ibu-ibu kalau anaknya terlalu sering minta uang jajan. Kurang lebih seperti itu :D)  si ibu pun membentak, tak lupa dengan matanya yang sinis *yah... biasalah ibu-ibu

 MAS, ROKOKNYA BISA DIBUANG???” !!! 
 

Weeeets…. Gue pengen berdiri sambil kasih tepuk tangan buat ibu-ibu satu itu. Tapi gue sadar, keadaan enggak memungkinkan buat ngasih standing applause :D. Alhasil gue pun hanya bisa tersenyum simple melihat si cowo yang spontan langsung berhenti bermain dengan asapnya :D
Yeessssss. Akhirnyaaaa…
Kini paru-paru kami pun berbahagia :D








Tidak ada komentar: