di daerah gue ini namanya PETE-PETE |
HALLO readers...
nih ada postingan baru, masih anget *macam pisang goreng sajja* :")
postingan yang terinspirasi, sama mikrolet LAGI!!!
...
TRUE STORY nih *ceile :D
Ehm,
Saking seringnya gue berada di dalam
public transportation yang bernama pete-pete atau mikrolet, gue pun akhirnya
sering ngeposting kejadian-kejadian yang gue alami disana.
dan setelah gue ngebaca postingan-postingan
blog sebelumnya. Akhirnya gue pun sadar, emang iya hampiiiir semua postingan
gue ngebahas atau seenggaknya menyinggung pete-pete atau masalah mikrolet
(padahal, postingan ini sama skali enggak di sponsori sama para supir pete-pete
loh, serius :D).
Tak bisa di pungkiri kalau pete-pete
punya jasa yang besar banget buat gue. pete-pete selalu setia menemani
perjalanan gue, tanpa pernah mengeluh, muehehe~
Karna jarak kosan gue yang jauh dari
kampus alhasil gue butuh berpuluh-puluh menit perjalanan bersamanya. Nah,
berpuluh-puluh menit itulah yang sering jadi bahan gue buat ngeposting.
Selama di pete-pete atau mikrolet ada
saja kejadiaan-kejadian konyol, bahkan gue pernah nemu kejadian horor di sini
:D pokoknya perjalanan gue selalu diwarnai dengan sesuatu yang entah wajar atau
enggak, tapi alhmdulillah pete-pete atau mikrolet selalu membawa gue dengan
selamat sampai tujuan :”)
Pernah suatu ketika, gue terpaksa harus
turun dari pete-pete dalam keadaan jantung hampir copot. Gimana enggak copot,
salah seorang ibu muda tiba-tiba duduk di samping gue dan beberapa menit
kemudian dia pun komat-kamit, tangannya pun ikut-ikut gerak gitu, ya Allah ini
orang kesurupan? Apa gimana? Daripada gue ikut kesurupan, gue pun memutuskan
untuk berhenti dan naik pete-pete yang lain.
Enggak hanya itu, gue pun pernah
dipertemukan dengan penumpang yang sepanjang perjalanan menggendong anak
laki-laki yang umurnya kurang lebih 6 tahun. Selama perjalanan gue enggak
curiga apa-apa, gue biasa aja. Tapi, setelah penumpang itu turun. Gue dan
penumpang lain dikagetkan sama pernyataan pak supir “eh, itu yang digendong
masih hidup? Bukan mayat kah?”
Ya Allah, yang ini apalagi??? Mendadak
gue pun merinding. Terbayang-bayang kejadian tadi, si anak yang digendong emang
enggak gerak dari tadi, tapi …..
Aaaaah, sudahlah mungkin anak itu lagi
tidur, atau ??? *LUPAKAN ><
Di pete-pete alias mikrolet gue juga
sering ketemu sama orang-orang yang “pancing sedikit langsung curhat”. Hhaha,
kalau yang ini biasa datang dari kalangan anak SMA alias ababil :D
Contoh kasusnya seperti ini : Si A
ngomong kalau dia enggak suka sama sikap temannya yang namanya si C. kemudian
si A pun menanyakan pendapat si B mengenai sikap si C (si C saat itu lagi nggak
ada di pete-pete, makanya si A dan si B bisa leluasa membuka aib si C)
Dan si B yang tadi hanya dimintai
pendapat oleh si A mengenai si C, eeeeh malah curhat keraaaas kalau sebenarnya
sejak lama si B ini tak suka sama sikap pelit si C. -____-
Alhasil si B pun menguak semua fakta
temannya, si C.
*bukan salah gue dong kalau gue dengar
semua perbincangan mereka, siapa suruh ngegosipnya di pete-pete, pake volume
dahsyat pula* :p
Di pete-pete juga, gue pernah diajak
kenalan sama seorang cewe yang sepertinya juga mahasiswa. Emang sih pas masuk
pete-pete,gue ngerasa kalo nih cewe dari tadi merhatiin gue mulu. Gue pikir
bedak gue yang ketebalan atau jilbab gue yang mencong kiri, mencong kanan?
Eeeh, si cewe mulai membuka pembicaraan, dan langsung nebak nama gue. Dan
kagetlah gue :D
Setelah lama perbincangan saling tebak
menebak, maka terbongkarlah identitas cewe tersebut. Usut punya usut, ni cewe ternyata
sepupu dari teman gue. Katanya teman gue yang sering banget nunjukin fesbuk gue
ke dia. Sekarang, yang jadi pertanyaan adalah??? Kenapa teman gue harus memperkenalkan
gue dengan sepupunya??? Kenapa teman gue harus memperlihatkan fesbuk gue ke
sepupunya??? Gue curiga, ini ada maksud lain. Hhaha ~
Selain itu, di pete-pete pun gue sering
di bikin dongkol sama penumpang yang rambutnya panjang dan berponi. Apalagi poninya,
poni lempar. Itu tuh yang kaya poninya abang Andika kangen band. Yang sekali
kibas, bisa bikin mata perih. Penumpang model beginian nih yang sering gue
hindari. Tersiksa men!!! Bayangin ajah saat penumpang lagi padat-padatnya, saat
duduknya pun harus dempet-dempetan, eh nih penumpang malah asik kibas-kibas
poninya. Iya sih kalo poninya enggak kena mata gue, yah enggak jadi masalah dan
enggak bakal gue posting. Tapi ini udah keterlaluan kibasannya sampe suka
mendarat tepat di pelupuk mata gue, periiiiiiih~
Makanya mulai saat ini gue himbau sama
cewe-cewe yang punya poni lempar. Kalau lagi di pete-pete, tolong kibasan dan
lemparan poninya di pending dulu yaaah :*
Dan ini kisah yang gue alami hari ini di
pete-pete, tepatnya siang tadi. Awalnya gue enggak pernah benci dan enggak
pernah ngelarang siapa-siapa buat ngerokok, karna gue pikir yah itu terserah
mereka sih, duit duit mereka, yang rasain efeknya juga mereka, so not on my
business. Tapi, sepertinya kejadian siang tadi bikin gue ILFIL sama perokok
yang mati rasa dan hampir buta hati -___-“
Tadi siang, gue ambil posisi duduk di
dekat pintu masuk pete-pete alias mikrolet. Gue sengaja ambil posisi ini,
karena gue pikir gue bakal kena hembusan angin lebih besar daripada orang-orang
yang duduk di bagian belakang :D
Dan saat itu di sebelah gue, alias
tempat duduk deretan gue emang lagi sepi, alias kosong penumpang. Dalam
pete-pete normalnya kan ada 11 penumpang, tapi siang tadi hanya ada 5 penumpang
termasuk gue :D
Sampai akhirnya, si cowo yang jadi biang
kerok pun masuk sebagai penumpang berikutnya. Belum 5 detik duduk, eh dia malah
bilang ke supir pete-pete “bang, pinjam korek apinya !!”
Wah, perasaan gue mulai enggak enak. Saat
itu posisinya ni cowo duduk paling pojok, dan tak lama kemudian 3 penumpang
ibu-ibu masuk sebagai penumpang juga. Jadilah kami ber 9 orang yang berperan
sebagai penumpang.
Dan apa yang terjadi??? *ENG ING ENG*
Tanpa perasaan, cowo yang duduk
paling pojok itu merokok dengan santainya. Asapnya pun pake ditebar
kesana-kemari. Ruangan pete-pete yang sempit dan didukung dengan kaca mobil
yang tertutup rapat karna sedang bermasalah membuat si asap rokok ini dengan
leluasa menari-nari di ruang pete-pete tak berdosa ini. Alhasil semua penumpang
yang notabene adalah wanita-wanita kece pun batuk bersamaan. Termasuk gue. Gue
batuknya komplikasi, yah komplikasi sama sakit hati. Gue enggak habis pikir aja
sih yah, ni cowo yang duduk di pojok enggak punya perasaan atau gimana sih??
semua penumpang udah batuk-batuk, meski gue tau ada sebagian penumpang yang batuknya
hanya sandiwara alias modus :D
Tapi si cowo enggak tersentuh juga
hatinya buat berhenti nyalain rokoknya. Eeeh, dia malah nyantai-nyantai aja.
Sementara penumpang udah uhuuuuk uhuuuk semua -___-“
Sampai akhirnya, pahlawan pun angkat
bicara. Seorang ibu-ibu berjilbab nampaknya mulai tak tahan dengan sikap si perokok
ini, si ibu pun berkata dengan nada ibu-ibu banget (nada ibu-ibu banget adalah
nada yang sering di gunakan ibu-ibu kalau anaknya terlalu sering minta uang
jajan. Kurang lebih seperti itu :D) si ibu pun membentak, tak lupa dengan matanya yang sinis *yah... biasalah ibu-ibu
“MAS,
ROKOKNYA BISA DIBUANG???” !!!
Weeeets…. Gue pengen berdiri sambil
kasih tepuk tangan buat ibu-ibu satu itu. Tapi gue sadar, keadaan enggak
memungkinkan buat ngasih standing applause :D. Alhasil gue pun hanya bisa
tersenyum simple melihat si cowo yang spontan langsung berhenti bermain dengan
asapnya :D
Yeessssss. Akhirnyaaaa…
Kini paru-paru kami pun berbahagia :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar